Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 30 November 2019

TAJUK RENCANA Bersiap Menghadapi Masa Sulit (Kompas)


KOMPAS/LASTI KURNIA

Presiden Joko Widodo memberi kata sambutan pada acara Kompas100 CEO Forum di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Kamis (28/11). Kompas100 CEO Forum ke 10 ini bertema CEO Envision To Win The Turbulence in Digital Disruption.

Saat berbicara kepada para pimpinan dunia usaha yang masuk dalam Kompas100 CEO Forum di Jakarta, Kamis (28/11/2019), Presiden Joko Widodo kembali menegaskan akan memperbaiki iklim investasi. Akan ada pemotongan rantai birokrasi dengan meniadakan eselon tiga dan eselon empat tanpa mengurangi pendapatan pegawai.

Ada pula dua omnibus law, yaitu Perpajakan dan Cipta Lapangan Kerja, untuk menghilangkan berbagai tumpang tindih dan atau peraturan yang saling bertentangan. Peraturan yang selaras diharapkan akan membuat iklim investasi Indonesia lebih menarik bagi pelaku usaha dalam dan luar negeri. Omnibus law Perpajakan bertujuan mengantisipasi transformasi menuju ekonomi digital dan menciptakan peluang usaha yang sama bagi semua pelaku usaha.

Undang-undang utama ini akan mencakup enam area, yaitu menurunkan pajak penghasilan (PPh) badan; menghapuskan pajak dividen; pengurangan penalti pajak dan bunganya; pajak pribadi orang yang bekerja di luar batas negaranya; menggabungkan seluruh insentif pajak, seperti tax holiday dan tax allowance menjadi satu bagian; serta pajak digital e-dagang bagi perusahaan yang beroperasi di wilayah Indonesia meskipun tidak memiliki badan usaha tetap di Indonesia.

KOMPAS/PRIYOMBODO

Pekerja menurunkan bahan baku batang pisang untuk diproduksi menjadi kerajinan skala ekspor di CV Tashinda Putraprima di Kecamatan Kasihan, Bantul, D.I.Yogyakarta, Jumat (22/11/2019).

Sementara omnibus law Cipta Lapangan Kerja menyasar 11 kelompok kegiatan, mulai dari penyederhanaan perizinan, persyaratan investasi, kemudahan dan perlindungan UMKM, dukungan riset dan inovasi, administrasi pemerintahan, hingga kawasan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan 5,05 persen, di bawah target 5,3 persen, sementara target pertumbuhan tahun depan 5,3 persen.

Sejumlah pihak memperkirakan target tahun depan pun sulit tercapai karena kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) dan China akan melambat akibat perang dagang. Bahkan, perekonomian AS terancam resesi tahun depan. Meskipun Presiden mengajak semua pihak untuk bertahan di tengah kesulitan serta tetap optimistis dan mencari sumber baru untuk bertahan, seperti tokoh dalam film Cast Away yang terdampar di sebuah pulau setelah pesawat yang ditumpangi jatuh, optimisme tersebut perlu diiringi langkah konkret dengan bekerja keras, cerdas, kreatif, dan konsisten. Apalagi semua negara juga berusaha keras meningkatkan ekspor dan menarik investasi dengan insentif lebih menarik.

Pemerintah berjanji meningkatkan ekspor, menyubstitusi impor, menarik devisa tambahan, dan menarik investasi langsung. Industrialisasi bidang manufaktur dan tambang, pariwisata, pertanian dan perikanan menjadi andalan menjaga pertumbuhan. Peluang substitusi impor sangat besar, terutama melalui industrialisasi produk berbasis sumber daya lokal, seperti minyak sawit, gula, dan hasil tambang sepanjang kepentingan nasional lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi dan kelompok.

KOMPAS/PRIYOMBODO
Aktivitas produksi furnitur di CV Cocoon Asia di Piyungan, Bantul, D.I.Yogyakarta, Jumat (22/11/2019).

Kompas, 30 November 2019

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger