Saya perempuan berumur 42 tahun dan bekerja di sebuah perusahaan swasta sebagai akuntan. Saya tidak menikah. Dua tahun belakangan ini saya sering mengalami keluhan lambung. Perut terasa kembung, kadang sakit, dan buang air besar lembek. Saya berkonsultasi dengan dokter dan dokter menjelaskan mungkin saya dalam keadaan depresi.
Akan tetapi, keluhan perut saya masih ada sehingga saya berkonsultasi dengan dokter spesialis pencernaan. Saya dicurigai menderita penyakit celiac. Kata dokter ini penyakit autoimun yang mengenai usus halus. Badan saya membentuk antibodi terhadap usus kecil saya sehingga usus kecil saya rusak. Saya amat khawatir karena jika usus saya rusak tentu tak berfungsi menyerap makanan.
Saya menjalani berbagai tes untuk penyakitceliac, seperti endoskopi, biopsi, serta pemeriksaan laboratorium. Untunglah dokter saya menyimpulkan saya tak menderita penyakitceliac. Namun, dokter menyampaikan agar saya mencoba menerapkan diet bebas gluten.
Menurut dokter, cukup banyak orang yang mendapat manfaat dari diet tersebut meski tidak menderita penyakit celiac. Sekarang saya sudah enam bulan menjalankan diet bebas gluten. Semula agak sulit juga menghindari berbagai makanan yang selama ini sering saya konsumsi. Saya membawa catatan tentang makanan dan minuman yang berpotensi mengandung gluten. Saya juga rajin memperhatikan label makanan apakah mengandung gluten atau tidak.
Selama menjalankan diet bebas gluten ini saya merasakan manfaatnya. Kembung berkurang, pencernaan membaik, dan saya merasa lebih bertenaga. Dulu setiap pagi saya berjalan kaki mengelilingi taman di depan rumah tiga kali, sekarang dapat mencapai lima kali. Saya merasakan manfaat menjalani diet ini.
Saya ingin mengetahui apakah orang yang tidak tahan gluten itu cukup banyak? Apakah banyak orang yang menjalani diet bebas gulten? Apakah benar diet bebas gluten baik bagi anak yang mengidap autisme? Adakah kerugian menjalani diet bebas gluten? Terima kasih atas jawaban Dokter.
M di J
Sekarang banyak orang ingin memelihara kesehatan dengan mengatur makanan dan menjalankan diet. Makanan yang tak teratur serta komposisi makanan yang tak seimbang merupakan faktor yang dapat menimbulkan obesitas, kadar lemak tinggi, serta penyakit jantung dan pembuluh darah.
Jumlah orang yang mengalami obesitas semakin lama semakin banyak, termasuk di Indonesia. Kepedulian terhadap makanan sehat dan seimbang memang perlu ditingkatkan.
Orangtua kita mungkin pernah mengalami masa sulit kekurangan makanan. Banyak generasi terdahulu yang mengalami malanutrisi, tubuhnya kurus, dan anemia. Kebanyakan perempuan di masa makanan sulit mengalami kekurangan makan. Mereka hamil dan melahirkan dalam keadaan kurang gizi sehingga melahirkan bayi-bayi yang juga kurang sehat. Sekarang generasi muda, terutama anak-anak, sudah banyak yang mendapat makanan cukup, bahkan berlebihan.
Kita menyadari anak yang mengalami obesitas bukanlah anak yang sehat. Mereka juga berisiko mengalami berbagai penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes melitus, dan lain-lain. Karena itu, kita harus kembali ke diet yang sehat dan seimbang. Kita harus mengamalkan gerak badan setiap hari agar fisik dan pikiran kita sehat.
Pada masa sekarang ini timbul berbagai pola diet. Banyak orang menjalankan diet, seperti diet keto, diet mediteranian, serta sekarang juga mulai populer diet bebas gluten. Diet tersebut mungkin bermanfaat bagi mereka yang memerlukan, tetapi belum tentu bermanfaat bagi semua orang.
Oleh karena itu, sebelum mengikuti suatu anjuran diet, sebaiknya kita mempelajari manfaat dan risiko menjalani diet tersebut. Kita harus memantau pengaruh diet tersebut untuk tubuh kita.
Diet bebas gluten termasuk diet yang populer di luar negeri. Di Amerika Serikat sekitar 11 persen rumah tangga menjalankan diet bebas gluten. Mereka menjalani diet itu berdasarkan berbagai alasan. Sekitar 3 juta penduduk Amerika Serikat menderita penyakit celiac, suatu penyakit autoimun. Pada keadaan autoimun, tubuh kita membentuk antibodi yang merusak organ tubuh kita sendiri.
Pada penyakit celiac, tubuh penderita membentuk antibodi terhadap usus kecil sehingga usus kecil penderita mengalami kerusakan. Akibatnya, usus kecil penderita tidak mampu menyerap makanan dengan baik. Timbul gejala kembung, diare atau sembelit, nyeri perut, serta berbagai keadaan karena kekurangan gizi atau mineral yang tak dapat diserap. Penderita merasa lemah dan lekas lelah.
Jika penderita celiac menjalani diet bebas gluten, biasanya akan terjadi perbaikan pada usus halus mereka dan gejala-gejala penyakitceliac akan berkurang. Penderita penyakit celiacmemang dianjurkan untuk menjalani diet yang tidak mengandung (bebas) gluten.
Selain penyakit celiac, juga ada penyakit ataxiagluten, juga penyakit autoimun yang mengakibatkan kelainan pada sistem saraf sehingga timbul gerakan-gerakan yang tak dapat dikendalikan (ataxia). Penderita penyakit ini juga perlu menjalani diet bebas gluten.
Selain itu, ada keadaan yang disebut sensitif gluten, yaitu seseorang yang sensitif terhadap gluten sehingga jika dia mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gluten, akan timbul gejala-gejala. Umumnya gejalanya adalah keluhan saluran cerna seperti penderita celiac. Namun, jika diperiksa dengan teliti, baik dengan endoskopi, biopsi, maupun pemeriksaan laboratorium darah, tidak didapatkan penyakitceliac.
Penderita yang mengalami sensitivitas terhadap gluten ini juga akan mendapat manfaat dari diet bebas gluten. Belum terdapat bukti anak dengan autisme mendapat manfaat dari diet bebas gluten.
Diet bebas gluten ini makin populer. Di toko makanan sudah banyak yang menghidangkan makanan yang bebas gluten. Pada label makanan juga sekarang sudah dicantumkan apakah makanan tersebut mengandung gluten atau tidak. Cukup banyak dokter yang menganjurkan pasiennya menjalani diet bebas gluten untuk mengurangi keluhan-keluhan pasien.
Namun, cukup banyak orang yang sebenarnya tidak pernah dianjurkan menjalani diet bebas gluten tetapi menjalani diet bebas gluten karena berharap mendapat manfaat dari diet tersebut. Mereka yakin diet bebas gluten akan dapat menghilangkan gangguan saluran cerna, meningkatkan kebugaran dan tenaga, serta menurunkan berat badan.
Apakah gluten itu? Gluten termasuk golongan protein. Gluten terdapat pada terigu, jelai, dan gandum. Jadi, gluten biasa terdapat pada makanan yang sering kita konsumsi seperti roti, kue, sereal, mi, pasta yang terbuat dari gandum. Kita harus mengganti makanan tersebut dengan makanan lain.