Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 03 Desember 2020

INDUSTRI DIGITAL: Kerja dari Rumah Memicu Perang Akuisisi Perusahaan Teknologi (ANDREAS MARYOTO)


Andreas Maryoto, wartawan senior Kompas.

Awal pekan ini, perusahaan komputasi awan untuk layanan bisnis, Salesforce, mengumumkan rencana mengakuisisi perusahaan teknologi untuk kerja kolaborasi bisnis bernama Slack. Nilai akuisisinya mencapai 27,7 miliar dollar AS.

Angka ini merupakan angka tertinggi akuisisi perusahaan teknologi selama ini. Potensi bisnis kerja dari rumah menjadi alasan beberapa perusahaan teknologi mengakuisisi perusahaan teknologi lainnya.

Kabar persaingan perebutan perusahaan teknologi muncul pada pekan lalu. Beberapa perusahaan memburu perusahaan teknologi di tengah pandemi Covid-19. Rencana pembelian Slack inilah yang menyebabkan kabar ini mencuat ke permukaan.

Tidak hanya Salesforce, beberapa perusahaan teknologi juga melakukan akuisisi. Mereka mengincar beberapa perusahaan teknologi yang bisa membantu saat orang sedang mengalami pembatasan di tengah pandemi.

Adobe dikabarkan akan mengakuisisi perusahaan perangkat lunak untuk manajemen sumber daya manusia, Workfront, senilai 1,5 miliar dollar AS. Atlasian, sebuah perusahaan yang menjual jasa pengembangan dan manajemen proyek, akan membeli Mindville, perusahaan teknologi untuk layanan bisnis. Nilai pembelian hingga sekarang belum dipublikasikan. Sementara perusahaan Twilio membeli dua perusahaan, yaitu Segment dan Sendgrid.

AP PHOTO/DARRON CUMMINGS

Pemimpin Salesforce, Marc Benioff, berbicara dalam jumpa pers di Indianapolis, Amerika Serikat, 16 Mei 2019. Salesforce mengumumkan pembelian perusahaan teknologi kerja kolaborasi, Slack, senilai 27,7 miliar dollar AS.

Mengapa perusahaan-perusahaan itu memburu dan mengakuisisi perusahaan teknologi di tengah pandemi?

Setelah hampir setahun pandemi, pola kerja di sejumlah perusahaan dan juga perilaku karyawan telah berubah. Perubahan itu kini menetap dan sepertinya bakal terus berlangsung pada masa depan. Bekerja dari luar kantor yang sebagian besar dikerjakan dari rumah akan menjadi kecenderungan umum pada masa depan.

Baca juga : Jalan Baru Investasi di Korporasi Teknologi

Di tengah perubahan itu, keamanan sistem masih membuat sejumlah perusahaan ragu dengan pilihan bekerja dari rumah. Perusahaan jasa keuangan termasuk yang berhati-hati untuk menyerahkan pekerjaan kepada perangkat yang memfasilitasi kerja dari luar kantor.

Meskipun demikian, kecenderungan bekerja dari luar kantor tidak bisa lagi dilawan. Pada masa depan, mungkin kerja hibrida akan menjadi tren, yaitu sebagian kecil pekerjaan dikerjakan di kantor dan sebagian besar dikerjakan dari luar kantor.

Salah satu hambatan kerja di luar kantor ialah kolaborasi yang tidak mudah dilakukan karena karyawan tidak bertemu serta masalah keamanan. Dua hal inilah yang menyebabkan investor memburu perusahaan teknologi yang mampu melayani kerja dari luar kantor secara aman dan bisa membangun kolaborasi.

KOMPAS/LASTI KURNIA

Seorang pekerja sebuah perusahaan swasta rapat secara daring dengan anggota timnya saat menjalani bekerja dari rumah (WFH) dalam masa isolasi mandiri di rumahnya di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta, Jumat (27/3/2020).

Oleh karena itu, menurut The New York Times, sejumlah perusahaan teknologi yang menawarkan "tempat kerja" kolaboratif, seperti Airtable, Asana, Box, Docusign, Dropbox, dan Smartsheet, berpotensi diburu investor. Mereka masuk ke dalam radar perusahaan-perusahaan perangkat lunak yang bakal dihargai mahal.

Mereka diburu karena banyak kalangan yakin situasi kerja tidak bakal kembali lagi seperti sebelum pandemi. Perusahaan-perusahaan yang berhasil menangkap peluang di tengah fenomena ini dan memberi layanan yang paling mudah dan aman bakal dibeli mahal oleh investor.

Kompetisi membangun layanan tempat kerja virtual makin keras. Sejumlah perusahaan besar mulai menyusun layanan yang lebih besar dan komplit agar kerja dari luar kantor makin aman dan nyaman. Persaingan ini tampak dari mereka yang terus membeli dan mengakuisisi perusahan teknologi yang menunjang layanan untuk kepentingan operasi bisnis.

Baca juga : Tiktok yang Digandrungi, Tiktok yang Diawasi

Microsoft dibilang lebih unggul dibandingkan dengan yang lain. Berbagai perangkat lunak pasti telah banyak dipasang di komputer kantor dan karyawannya. Mereka juga telah mempunyai berbagai sistem penunjang, seperti komputasi awan dan fasilitas untuk kerja kolaborasi, yaitu Teams, yang memiliki 115 juta pengguna.

Microsoft juga terus mengembangkan layanan kerja secara virtual dengan membeli beberapa perusahaan teknologi, termasuk beberapa waktu lalu mengincar Tiktok meskipun gagal. Perusahaan yang didirikan Bill Gates ini juga membeli perusahaan gim bernama ZenimaxMedia. Microsoft menyediakan dana besar untuk membeli sejumlah perusahan teknologi lainnya.

AFP/GERARD JULIEN

Logo Microsoft terpampang di salah satu kantor perusahaan teknologi itu di Paris, Perancis, 5 Maret 2018.

Salesforce sepertinya sadar pesaing yang besar. Mereka mengantisipasinya dengan membeli sejumlah perusahaan teknologi sehingga bisa menempel Microsoft sebagai perusahaan yang menyediakan layanan "tempat kerja" di luar kantor.

Apakah masih ada peluang lain di tengah kompetisi membangun tempat kerja virtual ini? Para pebisnis sepertinya perlu melihat juga kebutuhan samping kerja dari luar kantor.

Semua perusahaan teknologi itu tengah berfokus mencari perangkat lunak yang memudahkan orang bekerja dari rumah. Namun, di tengah kerja dari rumah, orang sepertinya membutuhkan "alat-alat" lain yang menunjang kerja mereka atau bisa mengurangi tekanan saat bekerja dari luar kantor. Perusahaan teknologi gim sangat mungkin diburu investor. Kerja keras dari luar kantor membutuhkan hiburan juga.

Kompas, 3 Des‎ember 2020

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger