Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 17 Januari 2015

TAJUK NIIS Terdesak Keluar Kobani (Kompas)

Milisi Negara Islam di Irak dan Suriah kehilangan cengkeraman dan terdesak dari Kobani, kota di perbatasan Suriah-Turki, Kamis (15/1).

Kantor berita Associated Press melaporkan, lebih dari 1.000 anggota NIIS tewas. Wilayah yang mereka kuasai juga lepas. Serangan udara intensif dari pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat dan gempuran sengit pasukan Kurdi membuat milisi NIIS terdesak hingga ke pinggiran selatan dan timur Kobani.

Terdesaknya NIIS dari Kobani itu merupakan titik balik bagi kelompok militan ini yang pergerakannya seakan-akan tidak terhentikan itu. Keunggulan psikologis NIIS yang diperoleh lewat keunggulan pergerakan milisinya di lapangan yang seperti tidak terkalahkan itu langsung runtuh.

Perkembangan tersebut disambut baik karena keunggulan psikologis yang mereka banggakan itu selama ini menjadi daya penarik dalam merekrut milisi baru serta mengintimidasi lawan mereka dan warga setempat.

Bagi NIIS, Kobani memiliki arti yang sangat strategis mengingat kota itu terhubung langsung dengan perbatasan Turki dan kerap dijadikan pintu masuk bagi milisi baru dari berbagai pelosok dunia. Itu sebabnya, sejak awal September 2014, NIIS langsung berupaya menguasai Kobani. Hanya dalam waktu satu bulan, Kobani dapat dikuasai NIIS. Pertimbangan yang sama pula yang menjadikan lebih dari 80 persen serangan udara koalisi dipusatkan ke Kobani.

Pencapaian di Kobani itu memang penting karena dapat menimbulkan rasa percaya diri pada negara-negara yang memerangi NIIS karena ternyata NIIS dapat dipukul mundur. Akan tetapi, keberhasilan itu jangan diartikan sebagai awal kekalahan NIIS di Suriah. Milisi NIIS tentunya tak akan diam saja, mereka akan mencari pelbagai cara untuk membalas kekalahannya. Selain itu, harus diingat bahwa selain di Suriah, NIIS juga menapakkan kaki di Irak.

Dalam kaitan itulah, ada harapan serangan udara pasukan koalisi yang dipimpin AS tidak berhenti sampai di sana. Milisi NIIS harus dapat diperangi secara tuntas. Dalam kaitan itu pula, kita berharap AS mau mendengar seruan Ketua Parlemen Irak agar AS lebih meyakinkan membantu Irak dalam memerangi NIIS. "Hingga kini, perasaan kami, dukungan internasional masih kurang meyakinkan," kata Selim al-Jabouri, Ketua Parlemen Irak, dalam wawancara dengan Reuters.

Bagaimanapun, gerakan milisi NIIS harus dihentikan agar perdamaian dapat dihadirkan kembali di Suriah dan terutama di Irak. AS mempunyai tanggung jawab moral untuk mengembalikan perdamaian di Irak. Oleh karena itu, AS harus membantu Irak dengan meningkatkan efektivitas serangan udara pasukan koalisi.

Sumber: ‎http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000011422707 


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger