Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 17 Oktober 2015

Memutus Jerat Kemiskinan Pedesaan (JOSÉ GRAZIANO DA SILVA)

Tanggal 16 Oktober dirayakan sebagai Hari Pangan Dunia dan kita memiliki banyak alasan untuk melakukan perayaan ini. Sebagai bagian dari masyarakat global, kita telah mencapai kemajuan yang nyata dalam memerangi kemiskinan dan kelaparan global beberapa dekade terakhir.

Mayoritas negara yang dimonitor oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB-yakni 72 dari 129 negara-telah mencapai target Sasaran Pembangunan Milenium (MDG), yaitu mengurangi separuh dari prevalensi gizi buruk pada penduduk mereka hingga tahun 2015. Selain itu, jumlah penduduk yang hidup dalam kemiskinan ekstrem telah menurun secara signifikan, dari 43 persen pada 1990 menjadi 17 persen tahun ini.

Namun, kemajuan ini tidak merata. Secara global, masih ada 800 juta orang yang menderita kelaparan kronis dan hampir 1 miliar orang terjebak dalam kemiskinan ekstrem. Di sini kita memahami, walaupun kita telah berupaya cukup keras, kelaparan dan kemiskinan masih tetap ada bersama kita, bahkan di saat sebagian dari kita hidup dengan berkelebihan.

Pertumbuhan ekonomi, terutama dari sektor pertanian, sangat penting dalam menekan angka kelaparan dan kemiskinan. Namun, hal ini saja tak cukup karena sering kali ini tak menanggulangi semua persoalan.

Perlindungan sosial

Kita menyadari fakta ini sejak lama, banyak negara berkembang telah melakukan langkah-langkah perlindungan sosial-menawarkan dukungan keuangan ataupun bantuan nontunai atau akses terhadap program yang bersifat menunjang kemandirian masyarakat miskin. Hal ini merupakan salah satu aksi di garis depan untuk menanggulangi kelaparan dan kemiskinan.

Kajian demi kajian menunjukkan bahwa program perlindungan sosial  telah berhasil mengurangi kelaparan dan kemiskinan. Tahun 2013 saja, program ini telah mengangkat sekitar 150 juta orang dari kemiskinan ekstrem. Hal yang mungkin mengejutkan adalah bahwa program ini tidak hanya mencakup jaminan keuangan. Program ini bukan sekadar pemberian bantuan yang memungkinkan seseorang tidak tenggelam dalam kemiskinan. Akan tetapi, ini suatu dorongan yang dapat menempatkan seseorang dalam jalur cepat menuju kemandirian.  

Sebagian besar dari masyarakat miskin dan kelaparan di dunia berada dalam keluarga pedesaan yang bergantung pada pertanian untuk mata pencarian dan makanan sehari-hari. Mudah dipahami jika keluarga petani dan buruh tani ini hanya fokus untuk bagaimana melalui hari-harinya. Pendeknya, mereka hanya mampu untuk bertahan hidup.

Mereka memiliki sumber penghasilan yang memiliki risiko dan keuntungan rendah sehingga tidak mampu berinvestasi untuk pendidikan dan kesehatan anak-anak mereka dan terkadang terpaksa mengadopsi strategi ekonomi negatif, seperti menjual aset yang kurang berharga, menempatkan anaknya untuk bekerja, atau mengurangi asupan pangan untuk mengurangi pengeluaran. Mereka terperangkap dalam keadaan untuk terus-menerus bertahan hidup tanpa mampu merencanakan masa depan. Kemiskinan dan kelaparan menjadi sebuah realitas antargenerasi-dan hal ini seperti tidak terhindarkan.

Hal ini tidak perlu terjadi. Saat ini, kita mengetahui bahwa bahkan bantuan yang relatif kecil untuk rumah tangga yang miskin, jika rutin dan terencana, dapat menjadi asuransi melawan risiko yang menghalangi mereka dari mencari kegiatan yang berkeuntungan lebih tinggi atau mengarahkan mereka pada pengadopsian strategi kehidupan yang bersifat negatif untuk mengatasi risiko. Perlindungan sosial memungkinkan rumah tangga yang miskin dan rentan untuk memiliki horizon waktu yang lebih panjang, memberikan harapan dan kemampuan untuk merencanakan masa depan.

Program perlindungan sosial sebenarnya tidak akan menyebabkan ketergantungan. Bukti-bukti menunjukkan bahwa perlindungan sosial meningkatkan baik kegiatan pertanian maupun non-pertanian, menguatkan mata pencarian, dan meningkatkan penghasilan. Perlindungan sosial juga menguatkan investasi lebih untuk kesehatan dan pendidikan anak serta mengurangi pekerja anak.

Perlindungan sosial dalam bentuk uang tunai dapat meningkatkan daya beli. Permintaan layanan dan barang akan banyak diproduksi secara lokal sehingga menciptakan lingkaran yang positif untuk pertumbuhan ekonomi. Program perlindungan sosial juga menyediakan cara untuk masyarakat membangun infrastruktur yang penting dan menambah aset, misalnya sistem irigasi yang dibangun melalui kegiatan cash-for-work (padat karya).

Sebagian besar masyarakat miskin yang mengalami kelaparan di dunia tinggal di daerah pedesaan dan masih bergantung pada pertanian. Mengadakan program perlindungan sosial bersama dengan program pembangunan pertanian adalah hal yang menarik dan masuk akal. Inilah alasan FAO memilih perlindungan sosial dan pertanian sebagai tema Hari Pangan Dunia tahun ini.

Komitmen politik

Perlu dicatat, mengetahui sesuatu dan melakukan sesuatu adalah dua hal yang berbeda. Untuk memutus rantai kemiskinan pedesaan yang sudah lama ada dan untuk selamanya, seluruh dunia harus beraksi dengan lebih mendesak lagi-dan bahkan lebih tegas lagi. Komitmen politik, pendanaan yang cukup, kemitraan, dan tindakan pelengkap di sektor kesehatan dan pendidikan akan menjadi elemen inti dalam mentransformasi visi menjadi kenyataan.

Kebijakan dan perencanaan kerangka kerja untuk pembangunan pedesaan, pengurangan kemiskinan, serta ketahanan pangan dan gizi diperlukan untuk mempromosikan perpaduan peran perlindungan sosial dan pertanian dalam memerangi kelaparan dan kemiskinan bersama dengan serangkaian intervensi yang lebih luas, terutama di sektor kesehatan dan pendidikan.

Bekerja bersama, menggunakan pengetahuan dan seluruh sumber daya yang kita miliki-tanpa melakukan pemborosan-kita dapat berkontribusi memberantas seluruh kelaparan kronis pada tahun 2030. Pencapaian itu akan menjadi alasan yang kuat bagi kita untuk merayakan Hari Pangan Dunia.

JOSÉ GRAZIANO DA SILVA

Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Oktober 2015, di halaman 7 dengan judul "Memutus Jerat Kemiskinan Pedesaan".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger