Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 10 Oktober 2015

TAJUK RENCANA: Dikhawatirkan NATO Akan Terlibat (Kompas)

Pelanggaran atas wilayah Turki oleh pesawat tempur Rusia dikhawatirkan mengundang keterlibatan Pakta Pertahanan Atlantik Utara.

Kamis (8/10) di Brussels, Belgia, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menegaskan, siap mengirimkan pasukan ke Turki untuk memperkuat pertahanan sekutunya itu jika diperlukan. "NATO mampu dan siap membela sekutu-sekutunya, termasuk Turki, terhadap ancaman dalam bentuk apa pun," kata Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg pada awal Pertemuan Menteri Pertahanan NATO di Brussels.

Pertemuan yang dihadiri Menhan Amerika Serikat Ash- ton Carter dan 27 rekannya dari NATO itu didominasi pembahasan soal keterlibatan militer Rusia di Suriah yang dianggap memprihatinkan. Turki sendiri satu pekan ini melaporkan pelanggaran wilayah udaranya yang bolak-balik dilakukan oleh pesawat-pesawat tempur Rusia.

Ada kekhawatiran besar, jika Rusia terus melakukan pelanggaran wilayah udara Turki, atau bahkan nantinya melakukan serangan di wilayah Turki dengan alasan mengejar oposisi Suriah atau Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS), NATO akan tertarik masuk dan berhadap-hadapan dengan Rusia. Jika itu terjadi, sulit membayangkan konsekuensi ikutannya. Apalagi Stoltenberg dalam jumpa pers menegaskan, NATO sanggup mengerahkan pasukan setingkat brigade, 1.500-4.000 tentara, dalam waktu 48 jam.

Posisi Turki yang berbatasan langsung dengan Suriah di selatan membuat wilayahnya rentan terhadap pelanggaran wilayah oleh pesawat tempur Rusia. Rusia sendiri menganggap pelanggaran wilayah itu sebagai insiden kecil saja dan tidak sengaja dilakukan, tetapi NATO menanggapinya dengan kata-kata yang keras dan meminta pelanggaran wilayah itu segera dihentikan.

Persoalan keterlibatan Rusia di Suriah bukan hanya pelanggaran wilayah udara Turki. AS dan Jerman menuduh serangan udara Rusia dilakukan terhadap oposisi Suriah dan bukan terhadap NIIS sebagaimana yang dikatakannya. Dan, Jerman mengkhawatirkan hal itu hanya akan memperkuat posisi NIIS. "Jika NIIS menjadi kuat, itu pasti bertentangan dengan kepentingan NATO dan kepentingan Rusia," kata Menhan Jerman Ursula von der Leyen. Kekhawatiran yang lebih besar disuarakan Stoltenberg dan Menhan Inggris Michael Fallon. Keduanya mengkhawatirkan jika tanpa sengaja terjadi kontak senjata antara pesawat tempur Rusia dan pesawat tempur koalisi pimpinan AS yang menjuju posisi-posisi NIIS di Suriah.

Dalam kaitan itulah, kita mengharapkan masing-masing pihak mau menahan diri dan menghindarkan diri dari kemungkinan terjadinya perang yang lebih besar. Persoalannya, siapa yang dapat membujuk Vladimir Putin, yang selama 16 tahun memimpin Rusia, baik sebagai Perdana Menteri maupun sebagai Presiden, untuk melakukan itu.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Oktober 2015, di halaman 6 dengan judul "Dikhawatirkan NATO Akan Terlibat".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger