Seperti dilaporkan harian ini, korporasi adalah satu di antara bidang yang diubah oleh generasi baru, yang dikenal sebagai generasi milenial. Generasi milenial atau Gen Y disebut mewadahi orang-orang yang lahir antara tahun 1980 dan 1999. Rentang usia mereka masuk dalam kategori sangat produktif, yakni 17-36. Di atas mereka ada Gen X (lahir 1965-1979), Gen Baby Boomer (1947-1964), dan Gen Silent (1925-1946). Sementara di bawah Gen Y ada Gen Z (lahir tahun 2000 dan sesudahnya).
Mengapa hanya Gen Y yang disorot? Jika hanya soal produktivitas, Gen X dengan usia 37-51 masih bisa diadu. Bahkan, dalam manajemen, selain produktif, Gen X punya nilai tak kalah penting, kematangan dan kearifan, karena sudah satu-dua dekade bekerja.
Di korporasi ternyata Gen Y memperlihatkan fenomena khas. Itu terkait dengan bermunculannya perusahaan baru, atau sering disebut sebagai usaha rintisan (start-up) yang ditopang teknologi informasi komunikasi (TIK).
Gelombang star-up TIK ini sudah dipelopori oleh kesuksesan usaha serupa di Amerika Serikat, tepatnya di kawasan Lembah Silikon, California. Kesuksesan yang dicapai orang seperti Bill Gates (Microsoft), Steve Jobs (Apple), Larry Page dan Sergey Brin (Google), dan Mark Zuckerberg (Facebook) pertama amat inspiratif, dan berikutnya membentuk tekad Gen Y, bahwa masa depan ada di tangan mereka yang menguasai TIK.
Bersama dengan penguasaan TIK ikut berubah pula visi mereka tentang bekerja dan perusahaan. Umumnya mereka ingin mandiri, punya perusahaan sendiri, dan menjalankan perusahaan sesuai dengan visi mereka. Dengan TIK di tangan, mereka mengidamkan menjaditechnopreneur, atau wirausaha yang memanfaatkan TIK.
Kalaupun belum memutuskan mendirikan start-up, dengan pola pikir TIK, mereka ingin bekerja di perusahaan berkultur baru. Mereka yang mewarisi perusahaan dari orangtua ingin menyegarkan kantor, tidak hanya pola dan kultur kerja, tetapi juga membuat suasana kantor lebih segar. Di AS, tak sedikit perusahaan yang mengizinkan karyawan bekerja dengan baju kasual, bebas-rapi. Waktu itu, CEO Intel Andy Grove pernah mengatakan, "Dress down, it's Friday, everyday."
Di sini, kantor dibuat seperti tempat main. Birokrasi dipangkas. Semua diupayakan lebih ringkas, efisien. Penggunaan teknologi tidak untuk menggantikan manusia, tetapi meningkatkan produksi dan supaya proses efisien.
Seiring dengan berkembangnya ekonomi kreatif, peranan Gen Y diyakini akan semakin besar. Tentu ada tantangan, misalnya bagaimana membina relasi yang mulus dengan Gen Y yang punya gaya komunikasi berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar