Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 10 Agustus 2016

Bandara dan Nama Pahlawan//Rumah Dinas//Rusak di Bengkel//Telepon Rusak (Surat Pembaca Kompas)


Bandara dan Nama Pahlawan

Bandar udara di sejumlah wilayah Indonesia umumnya menggunakan nama para pahlawan nasional. Terakhir adalah Bandar Udara Internasional Sultan Thaha di Provinsi Jambi, yang baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo.

Sultan Thaha Syaifuddin adalah sultan terakhir dari Kesultanan Jambi. Ia dilahirkan di Keraton Tanah Pilih, Jambi, pada pertengahan tahun 1816. Pada masa kecilnya, ia biasa dipanggil Raden Thaha Ningrat. Sikapnya rendah hati dan suka bergaul dengan rakyat.

Sultan Thaha dinobatkan sebagai Sultan Jambi tahun 1855, menggantikan ayahnya, Sultan Fahruddin. Ia berperang melawan Belanda karena tidak mau menaati berbagai aturan buatan penjajah itu. Meski terpaksa meninggalkan istana, ia tidak pernah tertangkap. Sultan Thaha meninggal di Muara Tebo, 26 April 1904, pada usia 88 tahun.

Sayang, di Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara, bandar udara internasionalnya belum dinamai nama pahlawan. Padahal, ada pahlawan nasional asal Sumatera Utara, yaitu Raja Sisingamangaraja XII. Ia lahir di Bakara, 18 Februari 1845, dan meninggal di Dairi, 17 Juni 1907, pada usia 62 tahun. Sebagai raja di negeri Toba, Sumatera Utara, Sisingamangaraja XII juga berperang melawan Belanda.

Ia diangkat Pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 9 November 1961 berdasarkan SK Presiden RI Nomor 590/1961. Semula dimakamkan di Tarutung, Sisingamangaraja XII kemudian dipindahkan ke Soposurung, Balige, tahun 1953.

Juli 2015, saya pernah mengirim surat kepada Menteri Perhubungan Ignasius Jonan agar Kualanamu diganti menjadi Sisingamangaraja XII. Semoga surat saya ditindaklanjuti Menteri Perhubungan yang baru, Budi Karya Sumadi, dan Presiden Joko Widodo merestui penamaan Bandara Kualanamu menjadi Bandara Sisingamangaraja XII.

JARIHAT SIMARMATA

Jalan Meranti Ujung, Siantar Utara, Pematang Siantar

Rumah Dinas

Kami adalah anak pensiunan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Kami menghuni rumah dinas sejak orangtua kami menjabat tahun 1967.

Pada 21 Juli 2016, rumah kami diserbu sekitar 50 anggota satpol PP dan aparat pemprov. Surat tugas ditandatangani oleh Kepala Biro Perlengkapan.

Barang-barang kami yang hanya berupa buku, majalah, dan koran diporakporandakan. Mereka juga berteriak-teriak, menendang pintu, merusak jendela, dan sekring listrik.

Anak kami yang kebetulan autis sampai trauma. Ia sering menangis sendiri, berteriak-teriak, dan sembunyi di bawah meja karena ia sedang di kamar mandi saat pintu didobrak satpol PP.

Kami beberapa kali mengirim surat kepada Gubernur Olly Dondokambey untuk berdialog, tetapi belum ada respons.

ELSJE PAULINE MANGINSELA

Jalan Bumi Beringin 32, Bumi Beringin, Wenang, Manado

Rusak di Bengkel

Pada 20 Juni 2016, mobil Nissan X-Trail saya B 152x SKN dicat ulang atas klaim asuransi mobil di Bengkel Resmi Nissan, Cibubur.

Sayangnya, seusai pengecatan, spion kanan mobil sistem lipat elektriknya patah sehingga tidak dapat melipat secara elektrik lagi. Pengemudi saya sudah komplain kepada layanan pelanggan (CS), tetapi CS Nissan Cibubur tersebut menyatakan, itu bukan kesalahan mereka. Padahal, waktu masuk, spion dan perlengkapan lain dalam kondisi baik.

Beberapa hari kemudian, kami kembali memprotes keteledoran itu dan meminta pihak Nissan Cibubur bertanggung jawab dan mengganti kerugian kami. Namun, sampai saat ini belum ada respons positif.

DIDI SETIADI

Tebet Barat Dalam, Tebet, Jakarta Selatan

Telepon Rusak

Saya pelanggan paket Indihome yang mengalami kerusakan telepon. Telepon rumah setiap dihubungi menjawab, "Pelanggan yang Anda hubungi sedang di luar service area...."

Sejak 23 Mei 2016, saya sudah mengadukan gangguan ini (IN 4825350). Layanan pelanggan menghubungi dengan informasi telepon segera diperbaiki, tetapi petugas tidak kunjung datang.

Saya mengadukan lagi masalah ini (IN 5710557 dan IN 5987496), tetapi kerusakan tidak juga diperbaiki. Saya selalu mendapat jawaban CS yang sopan, janji penanganan segera dengan mengirim petugas, tetapi tidak pernah ada tindak lanjutnya.

HENRY CAHYADI

Jalan Tari Lilin, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Agustus 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger