Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 19 September 2016

TAJUK RENCANA: Bantuan Terbesar AS bagi Israel (Kompas)

Amerika Serikat dan Israel, Rabu (14/9), menandatangani nota kesepahaman tentang paket bantuan militer yang terbesar dari AS bagi Israel.

Israel akan menerima paket bantuan senilai 38 miliar dollar AS atau sekitar Rp 500 triliun untuk jangka waktu 10 tahun. Pada hari Minggu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, paket bantuan itu merupakan paket bantuan militer terbesar dalam sejarah yang pernah diberikan AS kepada satu negara.

Penegasan itu diberikan Netanyahu untuk menjawab kritik di dalam negeri, yang menyatakan seharusnya Israel bisa memperoleh bantuan yang lebih besar jika saja Netanyahu tidak membuat Gedung Putih marah. Para pengkritik menyebutkan, Presiden AS Barack Obama berang karena Netanyahu mengkritik perjanjian negara-negara Barat, termasuk AS, dengan Iran, dalam pidatonya di Kongres AS, Maret lalu.

Mungkin benar hubungan antara Obama dan Netanyahu agak tegang, tetapi dari besarnya paket bantuan militer itu tampak bahwa kedua tokoh itu berhasil menyingkirkan ketegangan itu. Bahkan, Netanyahu mengatakan, "Paket bantuan itu menunjukkan kedalaman dan kekuatan hubungan antara Israel dan AS."

Kedalaman dan kekuatan hubungan di antara Israel dan AS itulah yang mengherankan bagi banyak negara di dunia. Tidak mudah memang menjelaskan hal itu. Selama ini, faktor agama sering disebut-sebut berada di balik kedalaman dan kekuatan hubungan Israel dan AS. Namun, persoalannya jauh lebih kompleks daripada itu.

Politik di Amerika Serikat sangat ditentukan oleh lobi-melobi dan kalangan pelobi Yahudi di AS sangat kuat. Perpindahan bangsa Yahudi ke AS itu sudah berlangsung sangat lama, bersamaan dengan perpindahan bangsa-bangsa Eropa ke AS pada tahun 1600-an. Perpindahan itu berlangsung terus, terutama setelah Revolusi Industri di Eropa pada tahun 1750-1850. Banyak sekali pengusaha Yahudi yang menjadi orang terkaya di AS.

Orang Yahudi pun bersedia membantu Sekutu dalam Perang Dunia II ketika pasukan Sekutu kesulitan menghadapi Jerman di Afrika. Ketika Jerman melakukan pembasmian bangsa Yahudi dengan gas, yang dikenal dengan namaholocaust, dukungan di AS terhadap bangsa Yahudi untuk memiliki negara sendiri sangat besar.

Tidak heran jika Pemerintah AS selalu turun tangan membantu Israel, terutama pada saat-saat kritis. Salah satunya ketika posisi Israel terjepit dalam perang Arab-Israel pada tahun 1973.

Namun, kedalaman dan kekuatan hubungan yang berlangsung untuk waktu yang lama itu bukan berarti membuat Israel tidak khawatir terhadap kemungkinan berubahnya pandangan bangsa AS terhadap Israel. Itu sebabnya, dari waktu ke waktu, Israel selalu memastikan hal itu.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 September 2016, di halaman 6 dengan judul "Bantuan Terbesar AS bagi Israel".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger