Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 06 Februari 2017

TAJUK RENCANA: Menakar Peran Iran di Kawasan (Kompas)

Mendapat tentangan dari AS, Iran tetap bergeming bahwa uji coba nuklir rudal balistik jarak menengahnya tidak menyalahi Resolusi Dewan Keamanan PBB.

Otoritas AS menyatakan, uji coba peluncuran rudal jarak menengah itu dilakukan Iran pada awal pekan lalu. Rudal dinyatakan meledak setelah meluncur sejauh 630 mil atau sekitar 1.010 kilometer dari Semman di timur Teheran. Uji coba itu mengundang kritik dari Ketua Komite Hubungan Luar Negeri di Senat AS Bob Corker.

Pemerintahan Donald Trump, Jumat lalu, mengumumkan pemberian sanksi kepada 13 individu dan 12 entitas yang terkait dengan Iran. Keputusan itu diambil sehari setelah Gedung Putih memasukkan Teheran dalam "pengawasan" (on notice).

Namun, Iran berjanji akan membuat keputusan yang sama terhadap warga dan entitas AS yang didapati punya keterkaitan dan membantu kelompok teroris di kawasan. Kementerian Luar Negeri Iran menyebut sanksi baru itu tidak sesuai dengan kesepakatan antara Iran dengan enam negara kuat dunia, yaitu AS, Rusia, Inggris, Perancis, Tiongkok, dan Jerman. Namun, Iran tidak memberikan respons berarti ketika Trump mengeluarkan larangan bagi warga Iran masuk ke AS.

Ketua DPR AS Paul Ryan mengatakan, sulit membawa kembali soal nuklir Iran ke komunitas internasional yang sebelumnya sepakat mengisolasi Teheran. "Saya tidak berpikir kita akan menyusun kembali sanksi kepada mereka," ujarnya.

Selama ini PBB belum menemukan bahwa Iran telah mengembangkan persenjataan nuklir dan melanggar kesepakatan dengan enam negara tersebut. Oleh karena itu, jika AS hanya sendirian yang memberikan sanksi kepada Iran, hal itu diakui tidak akan efektif.

Presiden Donald Trump telah mengkritik kesepakatan soal nuklir dengan Iran selama masa kampanye. Namun, dalam dua pekan pertama setelah resmi menjadi presiden, Trump tidak juga menyatakan keinginannya keluar dari kesepakatan itu.

Ryan sepakat dengan keputusan Trump menempatkan Iran dalam "pengawasan". Namun, AS butuh dukungan dari negara lain untuk "menggelindingkan" sanksi terhadap Iran. Ryan juga mengingatkan kedekatan Iran dengan Rusia akhir-akhir ini.

Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Marc Ayrault menyatakan keprihatinannya atas uji coba nuklir balistik Iran tersebut. Kepada media Perancis, Ayrault menyatakan, Paris beranggapan bahwa uji coba rudal itu telah mencederai spirit Resolusi DK PBB 2231.

Iran sudah lama bertekad menjadi "pemain utama" di kawasan sehingga ada dugaan pengembangan nuklir Iran sudah "diketahui" oleh Rusia yang hanya punya Iran dan Suriah sebagai kawan di kawasan Timur Tengah.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 Februari 2017, di halaman 6 dengan judul "Menakar Peran Iran di Kawasan".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger