Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 09 Maret 2017

TAJUK RENCANA: Kerja Sama Ekonomi IORA (Kompas)

Sebagai tuan rumah KTT dan Ketua Asosiasi Kerja Sama Lingkar Samudra Hindia periode 2015-2017, Indonesia berhasil membawa asosiasi lebih maju.

Hal itu setidaknya ditunjukkan melalui dicapainya apa yang disebut Menlu RI Retno LP Marsudi sebagai terobosan penting, yakni ditandatanganinya Jakarta Concord dan berbagai rencana aksi sebagai dasar peningkatan kemitraan/kerja sama antarnegara anggota dan penunjuk arah ke mana Asosiasi Kerja Sama Lingkar Samudra Hindia (IORA) akan melangkah.

Jika sebelumnya banyak kritik terhadap absennya hasil konkret IORA yang lebih banyak berhenti pada deklarasi, dengan adanya rencana aksi, kini ada target terukur dan program konkret peningkatan kerja sama antarnegara anggota, meliputi program kerja jangka pendek, menengah, dan panjang. IORA di bawah kepemimpinan Indonesia juga menyepakati pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas kawanan sebagai prasyarat utama bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan kawasan.

Dari berbagai bidang yang ada, kerja sama ekonomi menjadi salah satu prioritas utama IORA. Dalam 20 tahun eksistensinya, organisasi ini memang lebih banyak muncul sebagai entitas geografis ketimbang entitas politis dengan mandat politis yang jelas. Akibatnya, peluang dan potensi untuk maju bersama melalui kemitraan dan kerja sama ekonomi kawasan sangat jauh dari optimal.

Lewat Jakarta Concord dan rencana aksi Jakarta, IORA kini mengukuhkan diri sebagai poros baru pertumbuhan ekonomi dunia. Peluang itu terbuka dengan kian signifikannya ekonomi di kawasan Samudra Hindia dan kian redupnya pamor kerja sama multilateral kawasan lain, seperti APEC dan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP).

Kendati demikian, untuk maju bersama, perekonomian IORA juga dihadapkan pada beberapa tantangan berat, seperti disparitas kemajuan ekonomi yang cukup tajam antarnegara anggota. Untuk menjadi organisasi kerja sama kawasan yang inklusif, beberapa negara kunci juga masih absen dari keanggotaan. Payung kerja sama ekonomi yang lebih luas juga belum sepenuhnya tersedia.

Sebagai bagian dari agenda fasilitasi dan liberalisasi perdagangan, di mana IORA digadang-gadang bisa menjadi semacam APEC-nya kawasan Samudra Hindia, misalnya, pembentukan kesepakatan perdagangan bebas kawasan juga menjadi suatu keniscayaan. Dan, ini bisa jadi suatu target yang sangat ambisius, yang butuh proses panjang dan komitmen politik kuat dari setiap anggota untuk mewujudkan, mengingat begitu banyaknya negara terlibat, disparitas antarnegara, dan kompleksitas negosiasi.

Belum lagi kerja sama di bidang lain, seperti investasi dan kemaritiman. Luasnya bidang kerja sama juga memunculkan tantangan besar untuk mewujudkan. Desakan agar IORA fokus ke target-target super-prioritas pun muncul, sebelum melangkah ke kesepakatan kerja sama yang lebih sektoral.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Maret 2017, di halaman 6 dengan judul "Kerja Sama Ekonomi IORA".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger