Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 19 Agustus 2017

TAJUK RENCANA: Spanyol Berduka (Kompas)

Serangan teroris kini menerjang Barcelona, Spanyol. Sebuah mobil van berkecepatan tinggi ditubrukkan ke kerumunan massa. Sebanyak 14 orang tewas.

Serangan yang terjadi di kawasan pertokoan paling terkenal di Barcelona, Plaza de Cataluna dan Las Ramblas, itu meninggalkan jejak yang memilukan. Selain korban tewas, puluhan warga dan wisatawan yang terluka bergelimpangan di jalan raya.

Kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) mengklaim serangan tersebut. Sejauh ini polisi Spanyol menahan dua orang keturunan Maroko dan menembak mati lima orang di kota Cambrils, sekitar 130 kilometer dari Barcelona, yang diduga sedang merencanakan "serangan teroris kedua".

Sepanjang 2014-2017 gelombang serangan teroris menerjang kota-kota di Eropa, yaitu Paris, Brussels, Nice, Berlin, London, dan Manchester. Sementara serangan teroris terakhir yang terjadi di Spanyol adalah tahun 2004 ketika bom meledak di kereta komuter yang menewaskan 191 orang dan melukai 1.800 orang. Setelah kejadian itu, selama hampir 13 tahun Spanyol "aman" meskipun Spanyol belakangan ditengarai menjadi "persinggahan" kelompok-kelompok radikal. April lalu, misalnya, sembilan orang ditangkap di Spanyol karena memiliki kaitan dengan serangan teror di Perancis.

Serangan di Barcelona juga mengonfirmasi bahwa modus menubrukkan mobil ke kerumunan yang pertama kali terjadi di Nice, Juli 2016, beberapa kali ditiru karena kemungkinan dianggap efektif, murah, dan sulit diduga.

Alhasil, alat yang menjadi "kegunaan sehari-hari", seperti mobil, pisau, dan panci bertekanan (pressure cooker), di tangan teroris telah dimanfaatkan menjadi senjata yang mematikan. Kecenderungan teroris bekerja sendirian (lone wolf) semakin membuat sulit pihak intelijen dan keamanan mengantisipasi serangan.

Ketakutan yang ditimbulkan oleh serangan teroris begitu besar. Warga biasa merasa hidupnya tak aman lagi untuk melakukan hal-hal sederhana, seperti berjalan di trotoar, berada dalam kerumunan, menaiki transportasi umum, dan makan di restoran.

Salah satu tujuan serangan teroris memang menanamkan ketakutan kolektif masyarakat. Yang dikhawatirkan, ketakutan itu akan semakin mengentalkan sikap "melihat ke dalam", mencurigai dan membenci orang-orang yang bukan termasuk kelompoknya, dan pada ujungnya semakin memperkuat sentimen populisme.

Oleh karena itu, butuh upaya terus-menerus untuk menangkal terorisme melalui penguatan keamanan, intelijen, dan kerja sama antarnegara. Namun, yang penting juga adalah memberdayakan masyarakat untuk menangkal benih-benih radikalisme dan menjembatani kesenjangan sosial.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Agustus 2017, di halaman 6 dengan judul "Spanyol Berduka".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger