Pada 4 Desember itu pula, mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, terbunuh di Sana'a setelah menyatakan akan membuka pintu pembicaraan dengan Arab Saudi. Saleh terbunuh setelah dikepung milisi Houthi, yang beraliansi dengan para loyalis Saleh sendiri. Namun, sejak itu koalisi Arab pimpinan Arab Saudi melakukan serangan gencar terhadap basis milisi Houthi.

Pada 6 Desember lalu, Presiden AS Donald Trump mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Pengakuan ini disambut dengan demo besar-besaran di seluruh dunia Islam dan Barat serta dilakukan upaya diplomasi Indonesia dan juga Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Pengakuan Trump membuat Dewan Keamanan PBB akan bersidang Senin (18/12) untuk membahas resolusi yang menyebutkan setiap perubahan status Jerusalem secara sepihak adalah ilegal. DK PBB menyatakan, semua negara harus selaras dengan resolusi yang pernah diterbitkan DK PBB terkait kota suci Jerusalem.

Di tengah upaya diplomatik terhadap status Jerusalem, Arab Saudi tidak mengendurkan serangan ke Yaman. Arab Saudi bahkan awalnya menolak kehadiran bantuan kemanusiaan ke Yaman. Padahal, 7 juta warga Yaman mengalami kelaparan, dan sekitar 500.000 anak menderita malnutrisi. Kondisi mengenaskan ini bertambah lagi karena terjadi wabah kolera yang menimpa sekitar 900.000 orang.

Jumat lalu, lebih dari 70 warga Yaman terbunuh akibat serangan udara yang dipimpin Arab Saudi, yang memimpin koalisi sejak Maret 2015. Perang di Yaman yang dipimpin Arab Saudi sudah menyebabkan lebih dari 12.000 warga Yaman terbunuh.

Alih-alih segera mengakhiri perang, Arab Saudi menuduh Iran membantu persenjataan milisi Houthi, yang menjadi musuh utamanya di Yaman. Tak dapat dimungkiri, Arab Saudi dan Iran saling berebut pengaruh di kawasan.

Arab Saudi juga dikabarkan sempat menahan pengusaha berdarah Palestina yang tinggal di Jordan, Sabih al-Masri, Selasa (12/12). Masri yang memiliki investasi sangat besar di Palestina ditahan saat berkunjung ke Saudi. Kemarin, Masri menyatakan akan segera balik ke Jordan. Banyak orang menilai penahanan ini sebagai terapi kejut bagi lingkaran bisnis di Jordan ataupun Palestina.