HANDOUT

Pangeran Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman menghadiri sebuah pertemuan kabinet saat Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menyetujui anggaran 2018, di Riyadh, Arab Saudi pada tanggal 19 Desember 2017.

Satu per satu kejutan dikeluarkan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman. Terakhir, rencana pembangunan rel kereta dari Israel ke Saudi.

Sebelum merancang megaproyek yang antara lain berupa pembangunan jaringan rel kereta api itu, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dan Pangeran Mohammed membuat kebijakan berbeda dari yang sudah lama dianut ajaran Wahabi. Duet ayah dan anak ini mulai mengenalkan kebijakan moderat, antara lain dengan memperbolehkan perempuan menyetir, menonton sepak bola di stadion, menggelar konser musik, dan terakhir menghidupkan kembali gedung bioskop.

Kebijakan itu sempat mengundang kontroversi, tetapi sebagian besar warga menyambutnya. Saat membolehkan perempuan menonton pertandingan atau konser, sambutan positif datang tak hanya dari kaum perempuan, tetapi juga kaum laki-laki.

Seperti dibaca di Kompas, Kamis (18/1), rencana pembangunan tahap pertama jaringan rel kereta api akan dimulai dari pembangunan stasiun kereta api di kota Beit She'an, Israel utara. Jalur kereta api melewati kawasan pintu gerbang Sheikh Hussein di Jordania utara dan terus berlanjut hingga Arab Saudi.

Isu kedekatan Arab Saudi dengan Israel telah lama terdengar. Namun, ketika mereka merancang megaproyek bernilai miliaran dollar AS, kita bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

Yang perlu diingatkan oleh kita, tatanan politik kawasan yang bergeser cepat ini tetap harus mengacu pada parameter solusi dua negara: Israel dan Palestina. Apakah Israel dan Arab Saudi melihat hal itu sebagai syarat penting untuk melaksanakan kerja sama regional semacam itu?

Pertanyaan ini muncul karena Presiden Donald Trump mengakui secara sepihak Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Bahkan, Trump menugaskan menantunya Jared Kushner sebagai utusan khusus untuk kawasan Timur Tengah. Kushner inilah yang menjadi jembatan banyak pertemuan rahasia Saudi-Israel.

Perubahan politik di Arab Saudi juga bisa dilihat sebagai konsolidasi kekuasaan Pangeran Mohammed Bin Salman. Raja Salman secara mengejutkan menunjuk Pangeran Mohammed bin Salman menggantikan Mohammed bin Nayef pada Juni 2017 sebagai Putra Mahkota. Setelah menjadi Putra Mahkota, Mohammed bin Salman menggebrak dengan sejumlah kebijakan, antara lain mulai mengenalkan Islam moderat.

Namun, membangun rel kereta api dari Israel menuju Arab Saudi lewat Jordania tak hanya mengejutkan. Arab Saudi memang mendukung solusi dua negara, tetapi seperti apa bentuk dan realisasinya. Memang, hubungan Saudi-Israel juga dipicu makin menguatnya dominasi Iran di kawasan. Dalam kasus penggulingan Bashar al-Assad dan perlawanan terhadap kelompok Houthi di Yaman, Saudi kehilangan muka. Assad tetap menjadi Presiden Suriah dan Houthi masih menguasai Yaman atas bantuan Rusia dan Iran.