Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 22 Juni 2018

”Big Data” Transportasi DKI//Pelepasan Purnasiswa TK, SD, SMP, dan SMA//Relawan untuk Asian Games 2018 (Surat Pembaca Kompas)


"Big Data" Transportasi DKI

Program komputer dengan lekas dapat membantu kita mengatur pergerakan 10 juta kelereng untuk bergerak tanpa berbenturan dalam bidang seluas 100 juta m2. Misalnya dengan program menjaga jarak pergerakan antarkelereng tak lebih dari 10m2.

Masalahnya jadi lain bila 100 juta kelereng bergerak dalam bidang 10 m2. Jangankan untuk tak berbenturan, untuk bergerak pun tak mungkin. Program komputer secanggih apa pun tak mampu membantu.

Transportasi di Jakarta, terutama pada jam puncak, ibarat 10 juta kelereng dalam bidang 10 m2 itu. Agar program komputer mampu membantu, jumlah kelereng harus dikurangi dan/atau luas bidang ditambah.

Pengurangan jumlah kelereng dengan pengalihan penggunaan kendaraan pribadi ke pengangkut umum, terutama yang massal (misal 50 mobil berpenumpang 75 digantikan 1 bus berkapasitas 75) dapat dilakukan dengan berbagai pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dan insentif kemudahan penggunaan pengangkut umum.

Sebaliknya, penambahan bidang dapat dilakukan dengan pembebasan bidang jalan dan pejalan kaki dari berbagai kegiatan bukan pergerakan kendaraan dan/atau orang (bebas dari pedagang kaki lima, parkir, dan sebagainya). Demikian pula perubahan guna lahan yang menimbulkan tambahan pergerakan kendaraan/orang diwajibkan menambah ruang pergerakan yang dibutuhkan.

Pengurangan kendaraan dan/atau penambahan bidang tak mudah, tetapi mutlak dilakukan. Bila ini mulai memberi dampak nyata, diharapkan program komputer canggih memanfaatkan big data dan sejenisnya dapat sangat membantu. Misalnya, seperti yang dikembangkan di Departemen Studi dan Perencanaan Perkotaan MIT (Kompas, 4 Juni 2018). Semoga.

BS Kusbiantoro
Kecamatan Cicendo,
Bandung

Pelepasan Purnasiswa TK, SD, SMP, dan SMA

Membaca Surat kepada Redaksi, "Wisuda TK, SD, SMP, SMA" oleh Yosminaldi (Kompas, 11/6/2018), saya teringat saat lulus Diploma-1 IKIP Sanata Dharma Yogyakarta pada 1982.

Saat itu yang diwisuda ada S-1, D-1, D-2, dan D-3. Dalam rangkaian acara, panitia menyebut secara spesifik bahwa untuk mahasiswa lulus S-1 disebut wisuda, sedangkan untuk mahasiswa yang lulus D-1, D-2, dan D-3 disebut pelepasan.

Saya setuju usul Yosminaldi bahwa perayaan lulusan TK, SD, SMP, dan SMA bukan wisuda. Mungkin yang pernah dicetuskan IKIP Sanata Dharma 36 tahun lalu dapat dijadikan bahan pertimbangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam memberikan nama yang pantas untuk perayaan kelulusan TK, SD, SMP, dan SMA.

Wisuda sebaiknya hanya dikhususkan untuk yang telah menyelesaikan S-1, S-2, dan S-3; dengan demikian kesakralan lebih terasa. Perayaan kelulusan siswa TK, SD, SMP, dan SMA diberi nama pelepasan purnasiswa. Dengan nama itu mereka terus bersemangat melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi agar bisa menikmati acara wisuda.

WIYANA
Semanu Selatan RT 007 RW 042, Semanu,
Gunung Kidul, DIY

Relawan untuk Asian Games 2018

Pada Agustus 2018 nanti Indonesia tuan rumah Asian Games 2018. Saya kesulitan mendaftar secara daring untuk menjadi relawan, tetapi tak mengurangi semangat saya mendukung Asian Games.

Melalui media ini saya mengajukan diri menjadi relawan (volunteer) bagi negara sahabat yang butuh bantuan tanpa biaya apa pun (gratis). Pekerjaan saya guru SD, penguasaan bahasa Inggris tingkat intermediate. Semoga bisa bermanfaat.

Kepada seluruh WNI, ayo sukseskan Asian Games 2018 dengan cara yang kita bisa!

Gita Rusmahwati
Jalan Intan V, Sumur Batu, Kemayoran,

Jakarta Pusat

Kompas, 22 Juni 2018

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger