Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 19 Juni 2018

Gaji Guru PAUD Rp 100.000//Tentang Istilah//Tanggapan Tunas Daihatsu (Surat Pembaca Kompas)


Gaji Guru PAUD Rp 100.000

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Edelweis terletak di Desa Purwajaya, Tulang Bawang. Meski jumlah murid tak banyak, sekolah ini telah tiga tahun merintis karier setelah giat belajar mengajar di balai kampung.

Guru yang mengajar tiga orang dan siswa 11. PAUD seolah-olah sepele, padahal tugasnya meletakkan dasar-dasar pembelajaran dan pengembangan karakter. Kebanyakan siswa berumur 2-5 tahun sehingga kesabaran para guru pun pantas mendapat apresiasi.

Selama ini SPP yang diterima tiap bulan tidak cukup untuk membayar gaji para guru. Sebelum mendapat bantuan gaji dari anggaran kampung, gaji guru hanya Rp 100.000 per bulan. Kini, dengan tambahan bantuan anggaran dari kampung Rp 100.000, jadilah gaji setiap guru Rp 200.000. Dibandingkan dengan upah minimum provinsi (UMP) di Lampung yang Rp 1,8 juta, uang Rp 200.000 sangatlah tak cukup. Inikah yang dimaksud dengan kesejahteraan?

Para guru memang tak memberi waktunya hingga 24 jam mengajar, tetapi mereka memberi seluruh pikirannya mengubah sikap dan menambah pengetahuan anak. Gaji Rp 200.000 hanya cukup untuk biaya hidup dua hari bagi yang sudah berkeluarga. Bagi yang lajang, masih cukup untuk empat hari.

Adakah solusi lain? Pasti ada. Bagaimana jika mengundurkan diri dari pekerjaan sebagai guru? Akan tetapi, jika mereka mengundurkan diri, siapa yang akan mendidik anak-anak?

Tidakkah ada belas kasih pemerintah? Mereka bekerja keras dan mengeluarkan keringat, sama halnya dengan guru-guru negeri, tetapi hasil yang mereka dapat berbanding jauh sekali.

Setidaknya gaji para guru yang belum menjadi PNS dapat setara dengan UMP Lampung. Saat ini, walaupun gaji mereka hanya Rp 200.000 per bulan, mereka tetap bertahan sebagai guru. Bukan karena pakaiannya yang selalu rapi, tetapi lebih karena kecintaannya pada pekerjaan.

Terlalu banyak hal yang tidak diketahui oleh pemerintah membuat keterpurukan semakin dalam.

Wahyuni Tri Tunggal Jaya, Banjar Agung, Tulang Bawang, Lampung

Tentang Istilah

Di kolom Surat Kepada Redaksi edisi Kamis (7/6/2018), ada pembaca usul agar istilah "erupsi freatik" diganti dengan "batuk".

Perlu dicermati dulu, apakah sebagai istilah vulkanologi "batuk" itu sesuai dengan PUPI (Pedoman Umum Pembentukan Istilah). Dalam hal ini, patokan yang penad ialah "taat makna".

Sedangkan tentang penggunaan "kata benda sebagai penyifat", saya setuju. Bukan hanya dalam bahasa Indonesia; dalam bahasa Inggris pun ada nomina yang berfungsi sebagai adjektiva, misal brick wall (dinding bata).

Fulcan del Fuego (di Guatemala) itu nama jenis atau nama diri? Kalau nama diri, biar begitu saja. Kalau nama jenis, terjemahannya ialah "gunung api" (fulkan 'gunung', fuego 'api'). Di ujung selatan Argentina ada Terra del Fuego (Tanah Api).

L Wilardjo Klaseman, Salatiga, Jawa Tengah

Tanggapan Tunas Daihatsu

Tekait surat Bapak Antonius Riyanto (Kompas, 4/6/2018), kami menyampaikan bahwa keluhan telah diselesaikan. Suku cadang untuk kendaraan Bapak Antonius telah dipenuhi Daihatsu pada 30 Mei lalu sebelum keluhan muncul di Kompas.

Kami sudah bertemu dengan Bapak Antonius pada Selasa (5/6). Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami. Kami terima saran yang dapat disampaikan melalui (021) 7987070 dan info@tunasgroup.com.

Mashudi Kepala Bengkel PT Tunas Mobilindo Perkasa

Kompas, 19 Juni 2018

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger