Rancangan APBN 2019 yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Paripurna DPR memberi penekanan pada sumber daya manusia.

Penekanan RAPBN yang disampaikan Presiden pada Kamis pekan lalu adalah tepat waktu dan bijaksana. RPABN ini dirancang setelah pembangunan infrastruktur secara masif selama empat tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Infrastruktur yang sudah terbangun tidak banyak gunanya jika tidak dapat dimanfaatkan maksimum oleh manusianya sebagai subyek pembangunan agar memberi efek berganda eksponensial sehingga Indonesia dapat sejajar dengan negara-negara maju.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945, tujuan Indonesia merdeka adalah untuk kesejahteraan rakyatnya. Kita telah melaksanakan pembangunan infrastruktur fisik dan terus membangun infrastruktur ekonomi. Kini saatnya membangun infrastruktur sosial, yaitu membangun manusia melalui pendidikan dan kesehatan.

Ukuran pembangunan manusia yang disepakati masyarakat dunia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Nilai IPM Indonesia terus membaik, tahun 2017 besarnya 70,81. Namun, negara-negara lain juga terus membangun sumber daya manusia mereka. Di ASEAN saja, IPM kita masih bukan yang terbaik.

Kita saat ini tengah berada dalam periode bonus demografi dan puncaknya pada tahun 2034. Jika kita tidak dapat memanfaatkan penduduk usia kerja produktif sebaik-baiknya, Indonesia sulit menjadi negara kaya meskipun masuk di dalam 16 negara dengan ekonomi terbesar diukur dari produk domestik bruto.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah merancang RAPBN 2019 yang menekankan pada pembangunan manusia dengan meningkatkan anggaran untuk kesehatan, termasuk program kesehatan masyarakat, dana alokasi khusus, dan Keluarga Berencana. Dalam pendidikan, Menkeu telah menginisiasi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan; melalui program beasiswa untuk mahasiswa jenjang magister dan doktor dalam bidang keilmuan yang dibutuhkan saat ini. Untuk menurunkan ketimpangan kemakmuran antardaerah, kota-desa, dan antarprofesi, alokasi anggaran dana desa juga ditingkatkan.

Peningkatan SDM tercepat dan terbaik sebetulnya melalui peningkatan akses dan kecukupan pangan bergizi, berimbang, dan beragam sejak manusia masih di dalam kandungan, saat lahir dan tumbuh. Akses pada pangan juga akan menurunkan angka kematian ibu melahirkan yang masih 162 kematian per 100.000 kelahiran hidup (target Tujuan Pembangunan Milenium sebesar 106). Juga menurunkan jumlah anak balita bertubuh pendek yang masih lebih dari 30 persen dari populasi anak balita.

APBN adalah stimulus penggerak ekonomi. Instrumen negara ini dapat diarahkan menciptakan lapangan kerja berkualitas agar masyarakat memiliki kemampuan melalui hasil kerjanya sendiri mengakses makanan yang baik.