REUTERS/LAI SENG SIN

Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak tiba di pengadilan di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (8/8/2018).

Saat dugaan korupsi perusahaan investasi negara 1MDB mencuat pertama kali pada 2015 lewat media, kasus ini tampak seperti tidak mungkin terungkap.

Ketika itu, Najib Razak masih menjabat Perdana Menteri Malaysia. Ia memiliki pengaruh penting atas lembaga-lembaga penegak hukum. Tak mengherankan, pejabat negara yang berniat mengusut kasus itu tersingkir dan digantikan dengan orang yang sepenuhnya tunduk kepadanya.

Skandal 1MDB, perusahaan yang didirikan pada 2009, terkuak pada tahun 2015 setelah bocoran dokumen menyebutkan ada dana 2,6 miliar ringgit atau Rp 9,3 triliun yang ditransfer ke rekening Najib. Unjuk rasa di jalan-jalan di Malaysia terjadi selama beberapa waktu untuk mengecam skandal itu.

Jaksa agung anyar Malaysia pada Januari 2016 menyatakan, dana misterius itu merupakan donasi dari keluarga Kerajaan Arab Saudi dan sebagian besar di antaranya sudah dikembalikan. Tentu saja, penjelasan semacam ini sulit dipercaya oleh masyarakat.

Rupanya, nasib Najib tinggal menunggu waktu. Dalam pemilu yang pemungutan suaranya berlangsung 9 Mei 2018, kubu Najib kalah. Untuk pertama kalinya sejak Malaysia merdeka pada 1957, UMNO dan koalisinya tersingkir dari kekuasaan. Kekuatan oposisi yang dipimpin bekas mentor Najib, yakni Mahathir Mohamad, berhasil merebut pemerintahan. Mahathir, yang beralih mendukung oposisi karena ingin menyingkirkan Najib, kini menjadi perdana menteri lagi.

Najib segera dicekal. Tidak boleh pergi ke luar negeri. Ia diperiksa. Hartanya disita, termasuk barang-barang mewah seperti perhiasan dan tas sangat mahal milik istrinya.

Pada Juli dan Agustus silam ia dikenai tuduhan, antara lain, penyalahgunaan kekuasaan dan pencucian uang. Setelah membayar jaminan, Najib tidak ditahan.

Kini, ia dikenai dakwaan lagi. Dalam sidang pada Kamis (20/9/2018), ada 25 dakwaan yang diajukan terhadap dirinya. Dakwaan-dakwaan itu memperlihatkan bahwa penanganan kasus semakin mendekati jantung skandal 1MDB. Sebelum ini, dakwaan atas Najib berkaitan dengan aliran uang dari anak perusahaan 1MDB, SRC International. Adapun sekarang dakwaan berkaitan langsung dengan aliran 2,6 miliar ringgit yang terkuak saat media memuat laporan skandal 1MDB pertama kali.

Lembaga penegak hukum beberapa waktu lalu juga mendakwa pengacara Najib, Muhammad Shafee Abdullah, atas dugaan pencucian uang karena menerima aliran dana korupsi terkait 1MDB. Bisa dikatakan, Najib sekarang benar-benar terkena jeratan hukum yang sangat kuat.