Hasil pemilu sela 2018 membuat Presiden AS Donald Trump tidak bisa lagi dengan mudah menjalankan agendanya. Telah muncul kekuatan penyeimbang.
Pemilu sela pada prinsipnya bertujuan memastikan pengawasan dan perimbangan kekuasaan terhadap Presiden AS berjalan baik. Dengan pemilu sela, seseorang yang baru terpilih sebagai presiden dengan dukungan penuh di parlemen (kubu presiden menguasai Senat dan DPR) tak bisa berpikiran ia akan "bebas" mewujudkan agendanya hingga akhir periode kekuasaannya. Jika kebijakan presiden mengecewakan, akan ada "hukuman" dari publik pada tengah periode masa jabatannya. Hukuman itu adalah beralihnya dukungan warga ke kubu yang berseberangan dengan sang presiden di parlemen. Hal ini dialami Presiden Barack Obama pada pemilu sela 2010. Saat itu, Demokrat kehilangan posisi mayoritas di DPR.
Hal serupa dialami Presiden Donald Trump pada pemilu sela 6 November lalu. Republik yang menguasai DPR sejak 2010 kehilangan posisi mayoritas di DPR. Sekarang ada lebih banyak warga yang memberikan dukungan kepada kandidat anggota DPR dari Demokrat ketimbang Republik. Ketidakpuasan terhadap presiden dan kebijakannya memang diyakini sangat mudah terartikulasi pada pemilihan anggota DPR.
Sebaliknya, pemilu sela akan menguntungkan presiden yang diapresiasi positif di tengah periode kekuasaannya. Kubu presiden yang baru terpilih dengan dukungan tidak penuh di parlemen bisa saja akan menguasai Senat dan DPR pada pemilu sela jika banyak warga mengapresiasi kinerjanya di tengah masa jabatan.
Meski Trump dan Republik tetap menguasai Senat, posisi Demokrat yang menjadi mayoritas di DPR memberikan tantangan baru. Lewat wewenangnya membahas anggaran, DPR dapat memberi keseimbangan. Ketidaksetujuan Demokrat terhadap kebijakan Trump dapat diartikulasikan lewat politik anggaran. Hal semacam ini dialami Obama, presiden dari Demokrat, dulu. Sebagaimana diungkap harian ini Kamis kemarin, pembahasan anggaran pemerintahan Obama berkali-kali terhambat di DPR yang dikuasai Republik sehingga tak ada dana bagi birokrasi. Beberapa kali pemerintahan federal AS lumpuh.
Secara umum, pemilu sela memang memberikan perimbangan kekuasaan. Perimbangan kekuasaan semacam ini bermuara pada moderasi: tak ada pihak yang bisa seenaknya memaksakan agendanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar