Prita H. Ghozie

Bagi banyak karyawan di Indonesia, akhir tahun identik dengan penantian penghasilan bonus dari perusahaan tempat mereka bekerja. Bonus akhir tahun adalah penghasilan yang bersifat tidak rutin yang mungkin hanya diperoleh satu kali dalam setahun bekerja.

Apabila perusahaan tempat Anda bekerja juga membagikan bonus akhir tahun, berikut ini hal-hal yang perlu dihindari dan kiat pengelolaan bonus yang ideal sesuai rencana keuangan.

Kesalahan umum yang sebaiknya dihindari adalah melakukan pembelian barang ataupun jasa sebelum bonus benar-benar diumumkan dan diterima di rekening. Misalnya, Anda sudah melakukan renovasi rumah, membeli motor baru, atau bahkan membayar uang muka untuk pembelian besar lainnya.

Anda sebaiknya memahami bahwa bonus akhir tahun bukan merupakan kewajiban utama perusahaan layaknya gaji atau tunjangan hari raya. Kesalahan lain adalah berutang untuk membeli barang sebelum bonus tersebut sampai di tangan. Hal ini sebaiknya tidak dilakukan.

Apabila ingin menggunakan patokan jumlah bonus tahun lalu, Anda sebaiknya pertimbangkan juga bagaimana keadaan keuangan perusahaan tempat bekerja saat ini. Setelah mendapatkan kepastian mengenai jumlah bonus yang akan diterima, berikut ini adalah prioritas pengelolaannya.

Pertama, pembayaran kewajiban utama. Izinkan saya mengingatkan untuk tak lupa menyisihkan bonus bagi kewajiban agama, seperti zakat ataupun perpuluhan. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan bonus untuk melunasi tunggakan pajak atau kewajiban lain yang tertunda.

Kedua, melunasi utang konsumtif. Dengan kemajuan teknologi, setiap orang menjadi lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman. Berbagai keinginan, seperti membeli tiket liburan, belanja daring, dan berbagai pembelian konsumtif, sayangnya banyak didanai dengan berutang. Dengan biaya pinjaman dan administrasi yang cukup tinggi (yaitu di atas 10 persen per tahun), saat memperoleh tambahan penghasilan, perlu dialokasikan untuk pelunasan.

Ketiga, membentuk dana darurat. Dalam kehidupan rumah tangga, mempersiapkan dana untuk kebutuhan tak terduga sangat penting dilakukan. Kebutuhan tak terduga dan bersifat mendesak, seperti musibah, memberi bantuan saudara, atau sekadar memperbaiki tempat tinggal, membutuhkan dana tunai segera.

Apabila biaya hidup sebuah rumah tangga adalah Rp 5 juta per bulan, saldo sejumlah Rp 15 juta untuk dana darurat merupakan tindakan yang bijaksana. Dana darurat sebaiknya ditempatkan dalam bentuk tabungan agar mudah dicairkan menjadi tunai dan tidak memiliki risiko turun nilainya.

Keempat, investasi sesuai dengan rencana keuangan. Bonus akhir tahun dapat dialokasikan untuk menambah saldo target dana untuk beberapa tujuan keuangan keluarga. Jika Anda masih lajang, dana pensiun menjadi prioritas utama alokasi investasi. Adapun, jika Anda sudah berkeluarga, dana pendidikan anak baru kemudian dana pensiun dapat diurutkan dalam skala prioritas.

Jangka waktu investasi dan profil risiko investor tetap perlu diperhatikan. Untuk tujuan keuangan di bawah tiga tahun, dapat dipilih produk investasi yang berisiko rendah, seperti reksa dana pasar uang.

Untuk tujuan keuangan antara tiga tahun dan lima tahun, pilihan produk investasi, seperti reksa dana campuran, juga dapat diambil. Sementara untuk tujuan keuangan di atas lima tahun, pilihan produk investasi yang lebih agresif, seperti reksa dana saham, dapat diambil.

Bagi Anda yang telah memasuki usia 50 tahun, pilihan untuk berinvestasi di aset produktif akan dapat menambah penghasilan rumah tangga, terutama saat nanti sudah pensiun. Aset investasi yang dapat memberikan penghasilan dalam bentuk aset riil contohnya adalah membeli properti kemudian disewakan.

Apabila Anda lebih nyaman dengan aset keuangan, alternatif seperti obligasi ritel ataupun sukuk tabungan dapat memberikan penghasilan investasi secara berkala.

Selain itu, bagi rumah tangga yang belum memiliki rumah tinggal pribadi, dana bonus dapat dialokasikan untuk uang muka pembelian rumah tinggal. Sebagai patokan, uang muka pembelian rumah tinggal dipersiapkan antara 20 persen dan 30 persen dari harga beli rumah.

Kelima, bersenang-senang. Jangan lupa juga bahwa usaha dan kerja keras tetap wajib dinikmati oleh setiap orang dan keluarganya. Wisata ibadah ataupun wisata ke lokasi yang indah dapat menjadi pilihan melepas kejenuhan dan tekanan pada masa sebelumnya.

Bonus ini juga bisa dipakai untuk berbelanja barang konsumsi yang sedikit lebih mahal ataupun dipakai untuk memenuhi kebutuhan hobi. Disiplin dan pengendalian diri sebaiknya dilakukan agar Anda hanya menggunakan bonus yang memang telah dianggarkan untuk kegiatan senang-senang ini.