AP PHOTO

Meng Wanzhou

Penangkapan warga Kanada oleh China menunjukkan situasi pelik yang dihadapi negara itu. Kanada kini berada di tengah-tengah persaingan Amerika Serikat-China.

China, Kamis (13/12/2018), membenarkan telah menahan dua pria Kanada. Mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor ditahan di Beijing pada Senin lalu karena dinilai telah "terlibat dalam kegiatan yang membahayakan keamanan nasional" negara tersebut.

Spavor dikenal sebagai orang yang dekat dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Pria yang sering bepergian ke China ini mendatangkan mantan bintang bola basket AS, Dennis Rodman, ke Pyongyang. Adapun Kovrig ditahan dalam salah satu kunjungan rutinnya ke Beijing. Ia bekerja sebagai penasihat untuk wilayah Asia Timur Laut pada organisasi Kelompok Krisis Internasional (ICG) yang berbasis di Hong Kong.

Sulit kiranya untuk mengatakan bahwa penangkapan Kovrig serta Spavor tidak berkaitan dengan penahanan eksekutif raksasa perusahaan teknologi China, Huawei, Meng Wanzhou, oleh Kanada. Dituduh berupaya mengakali sanksi atas Iran, Meng ditangkap aparat di Kanada atas permintaan AS.

Penangkapan Meng di Vancouver terjadi pada 1 Desember 2018, lebih kurang bersamaan dengan pertemuan Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump di sela-sela KTT G-20, di Argentina. Waktu itu, hasil pertemuan kedua pemimpin menghasilkan kesepakatan "gencatan senjata" atau penghentian sementara kenaikan tarif produk impor asal China oleh AS.

Media China berbahasa Inggris yang menyuarakan pandangan pemerintah negara itu mengenai isu internasional, Global Times, menulis bahwa terkait penangkapan Meng, Kanada perlu melindungi warga China di teritorialnya. Global Times mengingatkan, Kanada adalah negara berdaulat yang tidak berada di bawah AS.

Menurut media itu pula, penangkapan Meng berbeda dengan penahanan Kovrig serta Spavor. Meng adalah perempuan pengusaha yang ditangkap di Kanada, sedangkan Kovrig dan Spavor ditahan karena apa yang dilakukan keduanya di China. Global Times kemudian meminta Kanada untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan reputasinya sebagai negara independen.

Sebagaimana tersirat dalam editorial Global Times tersebut, Kanada sesungguhnya kini berada di tengah-tengah persaingan China dan AS yang meruncing. Dengan perkembangan terakhir berupa penahanan dua warganya, bisa dikatakan, tekanan tengah diberikan terhadap Pemerintah Kanada.

Situasi yang dihadapi Kanada pelik karena akar persoalan terletak pada persaingan keras China-AS. Beijing telah mendeklarasikan diri hendak tampil sebagai negara maju dalam bidang teknologi. Pembangunan teknologi informasi dan komunikasi negara itu gencar dilakukan. Bersamaan dengan itu, negara-negara Barat mengeluhkan praktik pemaksaan transfer teknologi perusahaan asing ke perusahaan China serta pelanggaran hak intelektual. Dalam kondisi ini, Huawei tampil sebagai perusahaan besar yang memasok berbagai perangkat teknologi serta komunikasi yang kini dipakai banyak negara.

China tak ketinggalan mengembangkan industri cip yang menjadi jantung teknologi kecerdasan buatan. Hal ini dilakukan karena China tidak ingin bergantung pada AS, yang memasok begitu banyak kebutuhan Beijing akan cip. Nilai impor cip yang dilakukan China melebihi total pembelian minyak dari negara asing.